Pada saat ini terdapat 560 antena Radar Atmosfer Equare (EAR) dan Indonesia merupakan radar Atmosfer Katulistiwa terbesar dan termodern di dunia setelah negara Peru, India, dan Jepang. Pada hari Minggu, 25 Desember 2005 Menristek, Kusmayanto Kadiman dan Kepala LIPI Umar Anggara Jenie, Deputi dari Kominfo Widiadnyana Merati, Sestama BPPT Jumain, Appe, serta Deputi BPPT Jana Anggadiredja melakukan kunjungan kerja ke Kototabang – Sumatera Barat. Menristek menyarankan agar kegiatan LAPAN di Kototabang diintegrasikan dengan Grand Scenario Tsunami Early Warning System.
Selain itu juga petani di Sumatera Barat sangat terbantu dengan adanya EAR ini karena dapat mengetahui persisnya kapan musim tanam, demikian pernyataan dari para petani yang hadir di acara tersebut.
Selanjutnya Menristek juga meninjau Pemantau Atmosfer Global (GAW) – BMG yang juga merupakan satu dari 22 di dunia. Di tempat ini dapat melihat perilaku equator. Dipilihnya Kototabang merupakan lokasi yang paling bersih dari polusi.
0 komentar:
Posting Komentar